Senin, 16 Mei 2016

3 Rumah Ini Tidak Akan Dimasuki Malaikat

Rumah adalah tempat berteduh dan berkumpul bersama keluarga. Melakukan aktivitas bersama-sama. Maka sudah sepantasnya rumah menjadi tempat ternyaman untuk beristirahat, setelah lelah seharian mencari nafkah. Namun apabila Anda merasa rumah sudah tidak nyaman untuk ditinggali, mungkin saja rumah Anda termasuk rumah yang tidak dimasuki malaikat pembawa rahmat.
Ketiadaan malaikat di dalam rumah membuat kita tidak merasa rindu untuk segera pulang ke rumah. Perasaan untuk selalu keluar ketika kita di dalam rumah adalah indikator tidak adanya rahmat yang meliputi. Ada beberapa sebab mengapa malaikat tidak mau masuk ke dalam rumah. Di antaranya adalah :

1. Malaikat tidak masuk rumah yang terdapat pajangan gambar makhluk bernyawa
Terdapat beberapa hadits yang menyatakan bahwa malaikat tidak akan memasuki rumah yang terdapat pajangan makhluk bernyawa. Seperti gantungan foto, lukisan manusia/hewan, kain gorden, bantal, tirai, dll.
Berdasarkan hadits yang berasal dari sahabat Abu Thalhah bahwa Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,”Sesungguhnya malaikat tidak akan masuk rumah yang terdapat pajangan gambar makhluk bernyawa.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud)

Lelaki Boleh Memakai Cincin, Ini Aturannya Dalam Islam

Bolehkah Lelaki Mengenakan Cincin?
                Cincin bukanlah barang yang baru, keberadaannya sudah ada sejak zaman dahulu. Para ulama sudah membahas mengenai hukum laki-laki mengenakan cincin berdasarkan riwayat-riwayat yang berasal dari Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam. Hukum asal memakai cincin bagi laki-laki adalah mubah atau boleh saja. Di antara dasar yang membolehkan pemakaiannya bagi lelaki adalah hadits Anas berikut ini;
عَنْ قَتَادَةَ، قَالَ: سَمِعْتُ أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، يَقُولُ: لَمَّا أَرَادَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَكْتُبَ إِلَى الرُّومِ، قِيلَ لَهُ: إِنَّهُمْ لاَ يَقْرَءُونَ كِتَابًا إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَخْتُومًا، «فَاتَّخَذَ خَاتَمًا مِنْ فِضَّةٍ، فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى بَيَاضِهِ فِي يَدِهِ، وَنَقَشَ فِيهِ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ»

Haruskah Mendidik Anak Tanpa Melarang?


Hasan bin Ali mengambil kurma sedekah kemudian memasukannya ke dalam mulut bersiap memakannya, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berseru,”jangan jangan !!!, buanglah kurma itu, apakah engkau tidak tahu bahwa kita tidak boleh memakan sedekah?”. HR Bukhari dan Muslim
Seorang Ibu mengeluhkan kelakuan anaknya yang baru duduk di bangku TK, apa pasal? Ternyata tembok rumah yang belum lama dicat dicorat-coret oleh anaknya itu. Tentu sangat disayangkan sekali, tembok yang bersih harus kotor oleh pensil dan spidol disebabkan perilaku anaknya.
Usut punya usut, anak tersebut bersekolah di sebuah TK yangmana guru-guru di sekolahnya tidak pernah melarang apapun yang dilakukan oleh anak didik. Dengan alasan bahwa melarang-larang anak hanya akan mematikan kreatifitas sang anak.
Sang ibu baru menyadari bahwa pengajaran yang didapatnya dari sekolah berdampak pada kelakuan anak yang semaunya sendiri. Pantas saja ibu itu mengeluh, karena memang sejatinya sudah ada media khusus untuk menggambar yaitu kertas, bukan tembok. Karena tidak pernah dilarang oleh guru-gurunya, anak itu tidak mengerti bahwa yang dilakukannya tidak boleh.
Sistem pengajaran seperti ini ternyata sedang marak diaplikasikan bagi anak-anak. Tidak boleh melarang anak-anak untuk melakukan apapun, karena dunia anak adalah dunia pengembangan kreatifitas. Ditakutkan bila sejak kecil sudah dilarang-larang, kreatifitas anak akan mandek dan ketika tumbuh besar menjadi anak yang penakut.