Hari-hari belakangan ini, mulai jarang kita dapati orang-orang
yang meluangkan waktunya untuk membaca Al-Qur’an. Tidak seperti bertahun-tahun
silam. Selepas waktu maghrib, rumah-rumah keluarga muslim ramai
dengan suara penghuninya yang membaca Al-Qur’an. Bapak-bapak mengajari
anak-anaknya yang masih belum lancar membaca Al-Qur’an, dibantu sang ibu. Bagi anak yang
sudah lancar, mereka membaca sendiri disertai tartil dan suara yang merdu. Antara satu
rumah dengan yang lainnya terdengar bacaan yang bersahut-sahutan. Sungguh, sekarang ini sulit sekali menemukan keadaan seperti ini.
Sesekali apabila kita
sedang bertamu ke rumah tetangga cobalah perhatikan ruang tamunya, atau paling tidak perhatikan rumah kita sendiri, na’udzubillah
akan kita dapati bahwa Al-Qur’an kini
hanya menjadi penghias lemari ruang tamu. Dipajang dalam keadaan lusuh dan kotor, tertutupi oleh debu, karena jarang dipegang, apalagi dibaca pemiliknya. Pantasnya kita
sebagai muslim merasa malu dan prihatin. Al-Qur’an kini sudah
tergantikan oleh kotak ajaib, game
playstation (ps), dan bacaan lain berupa majalah,
novel, koran, komik serta beragam bacaan
lainnya. Seakan tidak ada waktu lagi untuk dibaca dan ditadaburi ayatnya.