Rabu, 18 Mei 2016

Rugi Besar Menjadikan Al-Qur'an Sebagai Pajangan

Hari-hari belakangan ini, mulai jarang kita dapati orang-orang yang meluangkan waktunya untuk membaca Al-Qur’an. Tidak seperti bertahun-tahun silam. Selepas waktu maghrib, rumah-rumah keluarga muslim ramai dengan suara penghuninya yang membaca Al-Qur’an. Bapak-bapak mengajari anak-anaknya yang masih belum lancar membaca Al-Qur’an, dibantu sang ibu. Bagi anak yang sudah lancar, mereka membaca sendiri disertai tartil dan suara yang merdu. Antara satu rumah dengan yang lainnya terdengar bacaan yang bersahut-sahutan. Sungguh, sekarang ini sulit sekali menemukan keadaan seperti ini.
Sesekali apabila kita sedang bertamu ke rumah tetangga cobalah perhatikan ruang tamunya, atau paling tidak perhatikan rumah kita sendiri, na’udzubillah akan kita dapati bahwa Al-Qur’an kini hanya menjadi penghias lemari ruang tamu. Dipajang dalam keadaan lusuh dan kotor, tertutupi oleh debu, karena jarang dipegang, apalagi dibaca pemiliknya. Pantasnya kita sebagai muslim merasa malu dan prihatin. Al-Qur’an kini sudah tergantikan oleh kotak ajaib, game playstation (ps), dan bacaan lain berupa majalah, novel, koran, komik serta beragam bacaan lainnya. Seakan tidak ada waktu lagi untuk dibaca dan ditadaburi ayatnya.