Rabu, 22 Juni 2016

Tolonglah Saudaramu Yang Dzalim



Apabila suatu saat kita melihat seseorang dengan seenaknya membuang sampah di trotoar, padahal di dekatnya tergeletak tong sampah. Dalam penilaian kita apakah perbuatan tersebut dapat kita benarkan? Jawabannya tentu saja tidak, membuang sampah seharusnya di tempat sampah bukan di trotoar. Itulah sedikit gambaran dari sebuah perbuatan yang dinamakan kedzaliman, yaitu meletakan sesuatu tidak pada tempatnya.
 Kedzaliman bertingkat-tingkat bentuknya, dari tingkat paling rendah sampai tingkat tertinggi. Sehingga orang-orang yang berbuat kedzaliman akan menerima balasan yang ngeri tak berperi.  Allah ta’ala menceritakan kesudahan bagi orang-orang yang dzalim dalam ayatNya yang berbunyi;
إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (42)
“Sesungguhnya jalan bagi orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampui batas di muka bumi tanpa hak, bagi mereka adzab yang pedih”. (QS. Asy-Syuro : 42)

Selasa, 21 Juni 2016

Mengecap Manisnya Ramadhan Bagian 2

Agar kita mendapatkan manisnya Ramadhan, yaitu pahala yang berlimpah dan ampunan serta rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka hal ini jangan sampai kita tinggalkan. 
Meninggalkan Hal-hal yang Mengikis Pahala Puasa

Berpuasa bukanlah hanya menahan diri dari makan, minum, berhubungan badan antara suami istri, dan hal-hal lain yang dapat membatalkannya. Akan tetapi yang dinamakan puasa pada hakikatnya adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat kita.
Di antara hal-hal yang berpotensi besar mengikis pahala puasa kita sampai habis adalah menggunjing dan berdusta. Dua dosa yang dianggap remeh oleh kebanyakan orang, akan tetapi harus kita waspadai. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan;
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ وَالجَهْلَ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَه
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, beramal dengannya, serta berlaku bodoh, maka allah tidak butuh kepada puasanya”. (HR Bukhari no. 6057)

Amalan Utama di Bulan Ramadhan


Beberapa Amalan di Bulan Ramadhan Setelah Ibadah Wajib
  1. Melaksanakan Qiyam Ramadhan (Shalat Tarawih)
Disyariatkan bagi umat muslim untuk melaksanakan qiyam ramadhan atau biasa disebut shalat tarawih. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu melaksanakannya bersama sahabat-sahabatnya. Maka hendaknya kita sebagai pengikut nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat tarawih dengan penuh semangat. Karena ganjarannya sangat besar sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut;
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang mendirikan shalat pada bulan Ramadhan dengan dasar keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. HR Bukhari & Muslim

Mengecap Manisnya Ramadhan Bagian 1



Bulan Ramadhan telah datang menyapa kita semua. Kaum muslimin di manapun ia berada, baik yang pria, wanita, tua, ataupun muda merasakan keagungan bulan yang kesembilan dari urutan bulan-bulan hijriah ini. Allah membuka seluas-luasnya pintu surga, menutup rapat-rapat pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu. Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila akan memasuki bulan Ramadhan , beliau memberikan kabar gembira kepada sahabat-sahabatnya seraya berseru :
))قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا، فَقَدْ حُرِمَ((
Telah datang bulan Ramadhan. Bulan yang mulia. Allah mewajibkan puasa bagi kalian. Pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup. Setan-setan dibelenggu. Pada bulan tersebut terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang terhalang untuk mendapatkan kebaikan bulan Ramadhan, sungguh ia telah terhalang.” (HR Ahmad no. 7148)

Senin, 20 Juni 2016

Setan Adalah Musuh, Jadikanlah Sebagai Musuh



Seperti yang telah kita ketahui bersama, manusia yang paling pertama diciptakan sudah memiliki musuh. Awalnya mereka bertetangga di suatu tempat yang sangat indah. Akan tetapi karena suatu hal tetangga itu berubah menjadi musuh. Musuh ini memiliki karakteristik unik, ia dapat mengintai seluruh aktifitas manusia, akan tetapi manusia tidak dapat melihatnya. Musuh ini juga memiliki keistimewaan untuk menyerang manusia melalui jalan aliran darah. Yang paling ngeri, musuh ini berusaha tiada henti siang, malam, pagi, sore bahkan sampai hari kiamat, untuk menggelincirkan manusia dari jalan yang lurus, menuju jalan kebinasaan. Siapakah musuh manusia ini??? Musuh itu bernama SETAN atau IBLIS.

Minggu, 19 Juni 2016

Meraih Taubat di bulan Ramadhan

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang tak pernah luput berbuat dosa dalam sehari selama 24 jam. Mungkin tidak terhitung dosa-dosa yang dilakukan. Mulai dari dosa-dosa kecil sampai dosa-dosa besar. Seperti kesyirikan, membunuh jiwa yang diharamkan untuk dibunuh, korupsi, berzina dan lain-lain. Perihal terjatuh dalam dosa ini sudah jauh-jauh hari Rasulullah tuturkan dalam sabdanya yang berbunyi,
«كل ابن آدم خطاء، وخير الخطَّائين التوّابون »
Setiap anak adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat (HR Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Tirmidzy, Ibnu Majah, dan Hakim)

Sabtu, 18 Juni 2016

Fatwa-Fatwa Seputar Ramadhan

:: Kapan waktu niat::
Pertanyaan
Apakah kita wajib berniat puasa Ramadhan setiap malam harinya, ataukah cukup satu kali niat saja di awal Ramadhan untuk sebulan penuh?
Jawaban
Nabi bersabda: “Setiap amalan bergantung pada niat dan setiap orang (akan mendapatkan) sesuai dengan apa yang ia niatkan.” Ini adalah dalil tentang keharusan niat dalam setiap amal. Bagi orang yang hendak berpuasa, ia harus berniat di setiap malam harinya. Tetapi, bukan berarti ia harus mengucapkan: “Nawaitu… untuk berpuasa pada besok hari di bulan Ramadhan.” Niat adalah maksud atau tujuan. Bangunmu untuk melaksanakan sahur dianggap sudah berniat, demikian juga suapanmu berupa makanan atau minuman untuk tujuan berpuasa besoknya juga sudah berarti niat. Adapun hadits yang mengatakan: “Barangsiapa yang tidak berniat malam hari, maka tidak sah puasanya,” ini adalah Hadits Mudhtarrib. Walaupun sebagian ulama menganggap ini adalah Hadits Hasan, tapi yang benar adalah Hadits Mudhtarrib.
Hadits Mudhtarrib adalah hadits yang datang dari banyak jalan dan berbeda-beda lafazhnya sehingga tidak bisa untuk dirajihkan, dan Hadits Mudhtarib ini termasuk kategori Hadits Dhaif.

Senin, 13 Juni 2016

Hanya Dengan Sepotong Kalimat, Bayangkan Yang Akan Terjadi



Setiap hari tiada henti mulut kita berucap rentetan kalimat, bila dihitung mungkin sampai ribuan kalimat. Menyoal tentang kalimat, bisa diibaratkan sebagai mesin penghancur yang mampu memporak-porandakan, bahkan kehidupan seorang muslim sekalipun. Kehancuran yang diakibatkan pun tak tanggung-tanggung yaitu kekal di neraka Jahanam. Kalau tidak percaya mari kita tengok kepada orang-orang yang menyatakan bahwa Nabi Isa ‘alaihi salam adalah anak Allah. Hampir-hampir langit pecah porak poranda mendengar kalimat kekufuran yang terlontar dari mulut orang-orang yang mengatakan Isa adalah anak Allah.

Sabtu, 11 Juni 2016

Girl, Kamu Bukan Barang Tester




Teruntuk saudari muslimah,
Ketika seorang lelaki mendekatimu, tanpa malu memegang tanganmu sambil berkata lembut, “maukah kamu jadi pacarku”, atau bahasa kerennya “be my girl please”. Apa yang akan kamu jawab? Apabila kamu jawab dengan pipi merona merah sambil tersipu-sipu, “ya aku mau”. Kuucapkan selamat memasuki dunia khayalmu. Karena kamu hanya akan menjalani sebuah panggung sandiwara yang semu.
            Lelaki yang kamu anggap sebagai pacarmu, sejatinya bukanlah siapa-siapa bagimu. Ia tetap orang asing yang kebetulan singgah dalam hidupmu. Cobalah jawab pertanyaanku berikut,”ketika dia asyik masyuk dengan wanita lain, mungkin via telepon, sms, chating atau sarana lainnya, mungkinkah kamu cemburu membabi buta kepadanya sedangkan kamu bukan yang memberinya makan?” ataukah  kamu akan menangis sesenggukan semalam suntuk dan tetap membiarkannya dengan wanita lain itu, dengan harapan dia tidak meninggalkanmu?”.

Jumat, 10 Juni 2016

Sahabat Nabi, Kok Dicaci?



Para Sahabat Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mereka adalah orang-orang yang menjumpai nabi, beriman kepadanya, dan wafat dalam keadaan muslim. Mereka adalah kaum Muhajirin dan Anshar. Orang-orang yang dipilih oleh Allah ta’ala untuk menemani dan menolong rasulNya dalam mendakwahkan agama Allah ‘Azza wa jalla. Pantaslah Allah menyebut keutamaan mereka dalam kitabNya;
((وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٠٠ )) [التوبة : 100]
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS at-Taubah : 100)