Teruntuk saudari muslimah,
Ketika seorang lelaki
mendekatimu, tanpa malu memegang tanganmu sambil berkata lembut, “maukah kamu
jadi pacarku”, atau bahasa kerennya “be my girl please”. Apa yang
akan kamu jawab? Apabila kamu jawab dengan pipi merona merah sambil tersipu-sipu,
“ya aku mau”. Kuucapkan selamat memasuki dunia khayalmu. Karena kamu
hanya akan menjalani sebuah panggung sandiwara yang semu.
Lelaki
yang kamu anggap sebagai pacarmu, sejatinya bukanlah siapa-siapa bagimu. Ia
tetap orang asing yang kebetulan singgah dalam hidupmu. Cobalah jawab
pertanyaanku berikut,”ketika dia asyik masyuk dengan wanita lain, mungkin via
telepon, sms, chating atau sarana lainnya, mungkinkah kamu cemburu membabi buta
kepadanya sedangkan kamu bukan yang memberinya makan?” ataukah kamu akan menangis sesenggukan semalam suntuk
dan tetap membiarkannya dengan wanita lain itu, dengan harapan dia tidak
meninggalkanmu?”.
Karena
itu girl, kamu tak berhak atas
apapun selama hubungan kalian masih sebatas pacaran. Dia mudah saja
meninggalkanmu ketika melihat bunga lain yang lebih harum daripada dirimu.
Sedangkan dia dengan seribu bujuk rayu mudah saja menodaimu, dengan dalih wujud cinta kasih diantara kalian.
Jadi siapa yang dirugikan?
Kamu
bukanlah barang tester. Coba sedikit renungkan contoh berikut. Kalau kamu pergi
ke toko parfum, lalu memilih salah satu jenis, pasti penjaganya akan memberikan
parfum tester kepadamu. Kamu hirup
baunya dan kamu cocok, lalu membelinya. Apakah barang yang diberikan oleh si
penjaga adalah barang yang kamu coba tadi? Tentu saja tidak, dia akan mengambil
barang yang masih baru.
Seperti
itulah dirimu jika merelakan dirimu
sebagai barang tester lelaki dengan dalih penjajakan. Kamu hanya bahan
percobaan saja, apabila sudah menemukan yang cocok, kemudian dipilihlah barang
yang baru. Bukan barang tester murahan. Itulah hakikat pacaran sebelum adanya
kata halal.
Kita tentu sadar,
hasrat yang menggelora dalam jiwa butuh penyaluran, rasa cinta dan sayang harus
dilimpahkan. Untuk itulah Islam sudah memberikan solusi, dan sebaik baik solusi
adalah apa yang dipetuahkan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wasalam,
beliau bersabda “Wahai sekalian pemuda, siapa saja dari kalian yang telah
mampu untuk menikah maka menikahlah, karena hal tersebut lebih menjaga
pandangan dan kemaluan, dan bagi yang belum mampu hendaklah dia berpuasa karena
itu merupakan tameng”(HR Bukhari Muslim)
Kuatkanlah azzam dalam
dirimu, jangan pernah ragu untuk memilih solusi yang telah Allah berikan kepada
hamba-hambaNya. Karena segala sesuatu yang Allah gariskan pastilah baik
kesudahannya.
0 komentar: