Minggu, 19 Juni 2016

Meraih Taubat di bulan Ramadhan

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang tak pernah luput berbuat dosa dalam sehari selama 24 jam. Mungkin tidak terhitung dosa-dosa yang dilakukan. Mulai dari dosa-dosa kecil sampai dosa-dosa besar. Seperti kesyirikan, membunuh jiwa yang diharamkan untuk dibunuh, korupsi, berzina dan lain-lain. Perihal terjatuh dalam dosa ini sudah jauh-jauh hari Rasulullah tuturkan dalam sabdanya yang berbunyi,
«كل ابن آدم خطاء، وخير الخطَّائين التوّابون »
Setiap anak adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat (HR Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, Tirmidzy, Ibnu Majah, dan Hakim)

Bahkan Allah sudah menakdirkan bahwa hamba-hambaNya pasti terjatuh dalam dosa dan kesalahan, Nabi kita Muhammad bersabda :
Seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan melenyapkan kalian, dan Dia pasti akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka akan memohon ampun kepada Allah, lalu Allah akan mengampuni mereka. (HR. Muslim, no. 2749.)
Bagian tubuh kita pun sudah dituliskan bagiannya untuk melakukan dosa zina, perhatikan sabda Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam berikut :
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu, kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (H.R. Muslim, no. 6925)
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, bulan dimana Allah membuka pintu ampunan seluas-luasnya. Setiap malamnya Allah membebaskan hambaNya dari api neraka. Bagi yang masih berkubang dalam dosa dan kemaksiatan, inilah saat yang tepat. Untuk meninggalkan semua dosa dan kemaksiatan yang selama ini dilakukan. Saat yang tepat untuk mengharapkan ampunan dosa-dosa dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Taubat, pembuka pintu ampunan
Salah satu jalan menghapuskan dosa-dosa yang telah lalu adalah dengan melakukan taubat nasuha, yaitu taubat semurni-murninya dengan menyesalinya dan bersungguh-sungguh meninggalkan semua dosa dan kemaksiatan, dan tidak akan menggulanginya lagi dilain waktu. Sesuai dengan firman Allah tabaraka wa ta’ala.
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, (QS. At-tahrim : 8)
Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah
Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan enggan bertaubat lagi, dengan alasan bahwa kita sudah taubat berulang kali tapi tetap saja terjatuh dalam dosa. Sikap putus asa dari ampunan Allah malah akan melahirkan berbagai macam kejekan, seperti :
  1. Sikap seperti ini akan menyebabkan seseorang terus menerus berada dalam jurang kemaksiatan. Ia tidak mau mengentaskan diri dari dosa-dosa karena sudah tertanam dihatinya bahwa Allah tidak akan mengampuni dosanya.
  2. Menunjukan su’udzan (buruk sangka) kepada Allah, padahal Allah adalah Al-Ghofur Ar-Rahim. Dzat yang mengampuni siapa saja yang meminta ampunan.
  3. Merupakan sikap tercela, sebagaimana Allah menceritakan perkataan Nabi Ibrahim
Ibrahim berkata: “tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat”. (QS Al Hijr : 56)
Maka daripada itu Allah jalla wa ‘ala berfirman dalam QS Az-Zumar : 53, menunjukan luas dan besarnya ampunanNya, melarang hamba-hambaNya berputus asa dari rahmatNya.
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS Az-Zumar : 53)
Jangan menganggap remeh dosa
Ketika kita telah yakin bahwa Allah pasti mengampuni semua dosa selama kita mau bertaubat, maka jangan sampai kita dijerumuskan oleh tipu daya setan. Yaitu menganggap remeh dosa yang dilakukan dan menunda-nunda taubat. Jangan kita mengatakan ketika berbuat doa dan maksiat“Ah berees,,..nantikan tinggal taubat, Allah maha pengampun kok.”
Sekecil apapun perbuatan hamba, baik ataupun buruk. Akan tercatat disisi Allah dan pelakunya akan melihat balasannya kelak dihari kiamat. Walaupun yang dilakukan hanya dosa-dosa kecil, kelak dosa-dosa itu akan terakumulasi menjadi dosa besar yang menyebabkan kebinasaan bagi pelakunya. Rasulullah bersabda :
إِيَّاكُمْ وَ مُحَقَّرَاتِ الذُنُوْبِ, فَإِنَهُنَّ يَجْتَمِعْنَ عَلَى الرَجُلِ حَتَّي يُهْلِكْنَهُ
“Hati-hatilah kalian dari dosa-dosa yang dianggap remeh, karena dosa-dosa tersebut akan berkumpul pada diri seseorang sampai akhirnya bisa membinasakannya.”(HR. Ahmad, Ath-Thabarani)
Oleh karena itu, jadikanlah bulan  Ramadhan sebagai momentum untuk bertaubat kepada Allah. Menangisi seluruh dosa-dosa yang sudah diperbuat dengan air mata pengharapan akan ampunannya dan hati yang percaya akan besarnya karunia Allah Ta'ala. Tidak ada kata terlambat sebelum nyawa sampai di tenggorokan.

Related Posts

0 komentar: