Bulan Ramadhan telah datang menyapa
kita semua. Kaum muslimin di manapun ia berada, baik yang pria, wanita, tua,
ataupun muda merasakan keagungan bulan yang kesembilan dari urutan bulan-bulan
hijriah ini. Allah membuka seluas-luasnya pintu surga, menutup rapat-rapat
pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu. Dahulu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam apabila akan memasuki bulan Ramadhan , beliau memberikan
kabar gembira kepada sahabat-sahabatnya seraya berseru :
))قَدْ
جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ
اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ
فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ
خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا، فَقَدْ حُرِمَ((
“Telah datang bulan
Ramadhan. Bulan yang mulia. Allah mewajibkan puasa bagi kalian. Pintu-pintu
surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup. Setan-setan dibelenggu. Pada
bulan tersebut terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa
yang terhalang untuk mendapatkan kebaikan bulan Ramadhan, sungguh ia telah
terhalang.” (HR Ahmad no. 7148)
Pada bulan ini selain banyak orang yang mendapatkan
keutamaan dan pahala yang amat sangat besar, ada juga sebagian umat muslim yang
mendapatkan kebalikannya. Sebagaimana akhir hadits di atas. Ada orang-orang
yang terhalang mendapatkan kebaikan bulan Ramadhan, alih-alih mendapat pahala
yang berlimpah, puasa yang dilakukannya hanya menahan lapar dan dahaga saja.
Hal ini ditegaskan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berikut
ini;
))رُبَّ
صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ
مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَر((
“Banyak orang yang berpuasa yang hanya
mendapatkan lapar semata, dan banyak orang yang shalat malam hanya mendapatkan
begadang di waktu malam.” (HR Ibnu Majah, dinyatakan hasan shahih oleh
Syaikh al-Albaniy)
Agar
kita tidak menjadi orang yang terhalang dari kebaikan bulan Ramadhan, dan agar
kita semua bisa mengecap atau merasakan manisnya bulan Ramadhan, ada kiat-kiat
yang bisa dilaksanakan. Di antara kiat-kiat tersebut adalah sebagai berikut
Bertaubat sebelum Ramadhan tiba.
Bulan
ramadhan adalah bulan yang bertabur amalan sholeh dan
ampunan dari Allah Tabaraka wa ta’ala. Mulai dari pagi hari dan terus
berlanjut sampai malamnya. Allah mensyariatkan amalan-amalan yang bisa
dikerjakan, sehingga seorang hamba dapat menambah pundi-pundi pahalanya. Akan
tetapi dosa dan maksiat membuat seseorang jauh dari taufik Allah, sehingga dia
tidak mampu dan merasa berat untuk beramal sholeh. Ini hanya sebagian kecil
saja dari segudang dampak buruk dan maksiat.
Apabila
seorang hamba mengawali bulan Ramadhan dengan bertaubat kepada Allah, maka
dampak buruk dari dosanya akan sirna dan ia akan merasa ringan untuk
melaksanakan amalan-amalan sholeh. Allah ta’ala memerintahkan
hamba-hambaNya untuk bertaubat;
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةٗ نَّصُوحًا عَسَىٰ
رَبُّكُمۡ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَئَِّاتِكُمۡ وَيُدۡخِلَكُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي
مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ
“Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi
kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai,” (QS at-Tahrim : 8)
Ada suatu kesalahan yang harus
diwaspadai. Sebagian kita terkadang bertekad untuk bertaubat dan meninggalkan
maksiat hanya di bulan Ramadhan saja. Setelah bulan suci ini berlalu ia kembali
berbuat maksiat. Tentu ini jenis taubat yang tidak benar, karena seharusnya
tekad untuk bertaubat dan meninggalkan
maksiat harus tetap menyala, baik di dalam Ramadhan maupun bulan-bulan
sesudahnya. Bahkan orang yang sudah bertekad seperti ini bisa jadi tidak
diterima taubatnya oleh Allah dan tidak
mendapatkan ampunanNya. Karena taubatnya dinilai main-main saja.
Hendaknya
orang yang berpuasa melaksanakan seluruh amalan-amalan yang wajib dan lebih
memprioritaskannya daripada amalan yang sunah. Karena amalan yang wajib sangat
dicintai oleh Allah tabaraka wa ta’ala. Amalan-amalan wajib yang tidak
boleh tertinggal adalah berpuasa dan shalat wajib.
Allah
ta’ala mewajibkan bagi umatnya untuk melaksanakan puasa di bulan
Ramadhan yang dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ
مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS
al-Baqarah : 183)
Ketika
memasuki bulan Ramadhan hendaknya kita bersungguh-sungguh untuk melaksanakan
puasa. Karena selain wajib bagi setiap muslim yang baligh, berakal, dan tidak
memiliki udzur, Allah ‘azza wa jalla menjanjikan ganjaran yang sangat besar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuturkan;
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ
إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan
atas dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah, akan diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu”. (HR Bukhari & Muslim)
Bahkan, orang yang berpuasa akan
disediakan oleh Allah jalla wa ‘ala pintu khusus menuju surga. Pintu itu
dinamakan ar-Rayyan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam;
))إِنَّ
فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ
يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ
الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا
دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ((
“Sesungguhnya
di surga ada sebuah pintu yang bernama ar-Rayyan, yang hanya dimasuki oleh
orang yang berpuasa pada hari kiamat, bukan orang selain mereka. Akan
dikatakan, “Di mana orang-orang yang berpuasa?” mereka pun masuk dari pintu
tersebut. Apabila semuanya telah masuk, akan dikunci dan tidak akan dimasuki
oleh seorang pun”. (HR Bukhari & Muslim)
Amalan wajib selanjutnya yang
harus kita prioritaskan adalah shalat wajib 5 waktu. Tidak boleh bagi seorang
muslim meninggalkan shalat wajib 5 waktu, dan bagi laki-laki untuk
melaksanakannya secara berjama’ah di masjid dan berusaha untuk berangkat lebih
awal agar tidak tertinggal takbiratul ihram bersama imam. Dijelaskan dalam
sebuah hadits;
))مَنْ
صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ
الأُولَى كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ
النِّفَاقِ((
“Barangsiapa yang shalat karena Allah selama
empat puluh hari dengan berjama’ah dan selalu mendapatkan takbiratul ihram
imam, akan dituliskan baginya dua jaminan kebebasan, bebas dari neraka dan
bebas dari kemunafikan”.
(HR Tirmidziy, dinilai hasan oleh Syaikh al-Albaniy)
0 komentar: