Selasa, 21 Juni 2016

Mengecap Manisnya Ramadhan Bagian 1



Bulan Ramadhan telah datang menyapa kita semua. Kaum muslimin di manapun ia berada, baik yang pria, wanita, tua, ataupun muda merasakan keagungan bulan yang kesembilan dari urutan bulan-bulan hijriah ini. Allah membuka seluas-luasnya pintu surga, menutup rapat-rapat pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu. Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila akan memasuki bulan Ramadhan , beliau memberikan kabar gembira kepada sahabat-sahabatnya seraya berseru :
))قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا، فَقَدْ حُرِمَ((
Telah datang bulan Ramadhan. Bulan yang mulia. Allah mewajibkan puasa bagi kalian. Pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup. Setan-setan dibelenggu. Pada bulan tersebut terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang terhalang untuk mendapatkan kebaikan bulan Ramadhan, sungguh ia telah terhalang.” (HR Ahmad no. 7148)

                Pada bulan ini selain banyak orang yang mendapatkan keutamaan dan pahala yang amat sangat besar, ada juga sebagian umat muslim yang mendapatkan kebalikannya. Sebagaimana akhir hadits di atas. Ada orang-orang yang terhalang mendapatkan kebaikan bulan Ramadhan, alih-alih mendapat pahala yang berlimpah, puasa yang dilakukannya hanya menahan lapar dan dahaga saja. Hal ini ditegaskan oleh sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini;
))رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ، وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَر((
“Banyak orang yang berpuasa yang hanya mendapatkan lapar semata, dan banyak orang yang shalat malam hanya mendapatkan begadang di waktu malam.” (HR Ibnu Majah, dinyatakan hasan shahih oleh Syaikh al-Albaniy)
                Agar kita tidak menjadi orang yang terhalang dari kebaikan bulan Ramadhan, dan agar kita semua bisa mengecap atau merasakan manisnya bulan Ramadhan, ada kiat-kiat yang bisa dilaksanakan. Di antara kiat-kiat tersebut adalah sebagai berikut 

Bertaubat sebelum Ramadhan tiba.
Bulan ramadhan adalah bulan yang bertabur amalan sholeh dan ampunan dari Allah Tabaraka wa ta’ala. Mulai dari pagi hari dan terus berlanjut sampai malamnya. Allah mensyariatkan amalan-amalan yang bisa dikerjakan, sehingga seorang hamba dapat menambah pundi-pundi pahalanya. Akan tetapi dosa dan maksiat membuat seseorang jauh dari taufik Allah, sehingga dia tidak mampu dan merasa berat untuk beramal sholeh. Ini hanya sebagian kecil saja dari segudang dampak buruk dan maksiat.
Apabila seorang hamba mengawali bulan Ramadhan dengan bertaubat kepada Allah, maka dampak buruk dari dosanya akan sirna dan ia akan merasa ringan untuk melaksanakan amalan-amalan sholeh. Allah ta’ala memerintahkan hamba-hambaNya untuk bertaubat;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ تُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ تَوۡبَةٗ نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمۡ سَيِّ‍َٔاتِكُمۡ وَيُدۡخِلَكُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai,” (QS at-Tahrim : 8)
                Ada suatu kesalahan yang harus diwaspadai. Sebagian kita terkadang bertekad untuk bertaubat dan meninggalkan maksiat hanya di bulan Ramadhan saja. Setelah bulan suci ini berlalu ia kembali berbuat maksiat. Tentu ini jenis taubat yang tidak benar, karena seharusnya tekad untuk  bertaubat dan meninggalkan maksiat harus tetap menyala, baik di dalam Ramadhan maupun bulan-bulan sesudahnya. Bahkan orang yang sudah bertekad seperti ini bisa jadi tidak diterima taubatnya oleh Allah dan tidak mendapatkan ampunanNya. Karena taubatnya dinilai main-main saja.
Melaksanakan amalan wajib dan memprioritaskannya.
Hendaknya orang yang berpuasa melaksanakan seluruh amalan-amalan yang wajib dan lebih memprioritaskannya daripada amalan yang sunah. Karena amalan yang wajib sangat dicintai oleh Allah tabaraka wa ta’ala. Amalan-amalan wajib yang tidak boleh tertinggal adalah berpuasa dan shalat wajib.
Allah ta’ala mewajibkan bagi umatnya untuk melaksanakan puasa di bulan Ramadhan yang dimulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.  Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS al-Baqarah : 183)
Ketika memasuki bulan Ramadhan hendaknya kita bersungguh-sungguh untuk melaksanakan puasa. Karena selain wajib bagi setiap muslim yang baligh, berakal, dan tidak memiliki udzur, Allah ‘azza wa jalla menjanjikan ganjaran yang sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menuturkan;
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (HR Bukhari & Muslim)
                Bahkan, orang yang berpuasa akan disediakan oleh Allah jalla wa ‘ala pintu khusus menuju surga. Pintu itu dinamakan ar-Rayyan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam;
))إِنَّ فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ((
“Sesungguhnya di surga ada sebuah pintu yang bernama ar-Rayyan, yang hanya dimasuki oleh orang yang berpuasa pada hari kiamat, bukan orang selain mereka. Akan dikatakan, “Di mana orang-orang yang berpuasa?” mereka pun masuk dari pintu tersebut. Apabila semuanya telah masuk, akan dikunci dan tidak akan dimasuki oleh seorang pun”. (HR Bukhari & Muslim)
                Amalan wajib selanjutnya yang harus kita prioritaskan adalah shalat wajib 5 waktu. Tidak boleh bagi seorang muslim meninggalkan shalat wajib 5 waktu, dan bagi laki-laki untuk melaksanakannya secara berjama’ah di masjid dan berusaha untuk berangkat lebih awal agar tidak tertinggal takbiratul ihram bersama imam. Dijelaskan dalam sebuah hadits;
))مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِي جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَ لَهُ بَرَاءَتَانِ: بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ، وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ(( 
“Barangsiapa yang shalat karena Allah selama empat puluh hari dengan berjama’ah dan selalu mendapatkan takbiratul ihram imam, akan dituliskan baginya dua jaminan kebebasan, bebas dari neraka dan bebas dari kemunafikan”. (HR Tirmidziy, dinilai hasan oleh Syaikh al-Albaniy)

Related Posts

0 komentar: